Abdullah Al-Kudus dan Pelestarian Lingkungan di Gunung Lemongan

Sumber gambar : facebook A’ak Abdullah Al-Kudus

Pada suatu waktu, Air Ranu Klakah yang dulu melimpah kini tidak lagi dapat mengairi saluran irigasi pertanian di sekitarnya. Dari total 32 mata air yang mengelilingi danau tersebut, kini hanya tersisa enam mata air. Kerusakan alam ini mulai terasa pasca maraknya penjarahan hutan antara tahun 1998 hingga 2002. Keadaan ini memotivasi Abdullah Al-Kudus, seorang aktivis lingkungan yang juga dikenal dengan nama panggilan A’ak, untuk bertindak dalam rangka melestarikan lingkungan.

A’ak Abdullah Al-Kudus, yang berasal dari Klakah Lumajang, tidak bisa berpangku tangan menyaksikan Gunung Lemongan mengalami krisis lingkungan. Ia kemudian mengambil inisiatif dengan mengorganisir puluhan anak muda untuk membentuk sebuah kelompok bernama “Laskar Hijau.” Kelompok ini memiliki misi utama untuk menyelamatkan dan merawat lingkungan melalui kegiatan penghijauan dan konservasi.

Sebagai seorang aktivis lingkungan, A’ak tidak hanya fokus pada pelestarian hutan di kawasan konservasi Gunung Lemongan yang gundul, tetapi juga dikenal sebagai penggagas berdirinya Paguyuban Jaran Kencak di Lumajang. Inisiatifnya dalam kesenian ini diakui secara resmi sebagai kesenian khas Kabupaten Lumajang, menambah nilai penting bagi pelestarian budaya lokal selain pelestarian lingkungan.

Peran dan Inspirasi Laskar Hijau

Seiring dengan meningkatnya tantangan lingkungan global yang semakin kompleks, peran putra daerah setempat menjadi sangat penting dalam menjaga masa depan lingkungan. Abdullah Al-Kudus melalui Laskar Hijau hadir sebagai teladan dan inspirasi bagi banyak orang. Dengan komitmen yang kuat, A’ak dan Laskar Hijau telah berkontribusi signifikan dalam upaya merawat dan melestarikan lingkungan sekitar Gunung Lemongan.

Untuk mendapatkan bibit pohon yang akan ditanam di wilayah Ranu Klakah dan Gunung Lemongan, sukarelawan Laskar Hijau memanfaatkan biji-bijian dari buah-buahan yang dibuang di berbagai tempat seperti pasar atau warung. Biji-biji ini, termasuk biji durian, avokad, rambutan, dan nangka, dikumpulkan dan disemaikan oleh A’ak dan timnya. Metode ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga ekonomis, membantu mengurangi sampah organik sekaligus menyediakan bibit untuk penghijauan.


Laskar Hijau juga menjalin kerja sama dengan sekolah-sekolah dan masyarakat setempat untuk mengumpulkan bibit tanaman. Dalam kerjasama ini, Laskar Hijau biasanya menyediakan polybag untuk menyemai biji-bijian yang dikumpulkan oleh siswa-siswi dari berbagai tempat. Ini tidak hanya melibatkan generasi muda dalam kegiatan penghijauan tetapi juga mengajarkan mereka tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Jenis pohon yang dipilih untuk penghijauan meliputi pohon bambu dan tanaman buah. Pohon bambu dipilih karena kemampuannya untuk menyumbang oksigen sebanyak 82 persen, yang berpotensi meningkatkan kualitas udara dan lingkungan. Tanaman buah, di sisi lain, diharapkan dapat memberikan nilai ekonomi tambahan bagi warga setempat, sambil turut menyokong upaya konservasi.

Laskar Hijau berkomitmen untuk berkolaborasi dengan generasi muda melalui berbagai program penanaman pohon di area Gunung Lemongan. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk memulihkan kehidupan hayati di kawasan tersebut, tetapi juga melindungi tanah dari erosi dan meningkatkan kualitas tanah seiring waktu. Dalam empat tahun terakhir, upaya penghijauan ini telah membuahkan hasil yang menggembirakan, dengan sekitar 400 hektar lahan di Gunung Lemongan kembali hijau. Danau Ranu Klakah, yang sempat mengering, kini kembali dipenuhi dengan air, menandakan keberhasilan program penghijauan.



Upaya penyelamatan dan perlindungan kawasan Gunung Lemongan ini menunjukkan pentingnya peran generasi milenial dalam pelestarian lingkungan. Laskar Hijau memahami bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama yang harus diemban oleh semua generasi. Melalui kerja keras dan kolaborasi, mereka telah membuktikan bahwa perubahan sosial dan perlindungan lingkungan dapat dicapai dengan sinergi yang kuat.

Keberhasilan Laskar Hijau dalam penghijauan kawasan Gunung Lemongan menjadi bukti konkret bahwa A’ak dan pemuda setempat memiliki peran signifikan dalam melindungi lingkungan dan membangun masa depan yang lebih baik. Aksi mereka juga memberikan inspirasi kepada masyarakat luas mengenai pentingnya pelestarian alam dan peran aktif dalam menjaga lingkungan.

Di tengah maraknya perambahan hutan untuk pembukaan lahan pertanian dan perumahan serta ancaman perubahan iklim, langkah-langkah yang diambil Laskar Hijau menawarkan harapan cerah bagi masa depan. Semoga usaha positif ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk berkontribusi dalam menjaga alam dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.

Penutup

Sebagai penghargaan atas kegigihan dan dedikasinya, Abdullah Al-Kudus dianugerahi SATU Indonesia Awards pada tahun 2010 oleh PT. Astra International. Penghargaan ini mengakui komitmennya dalam pelestarian lingkungan dan memberikan dorongan bagi banyak pihak untuk terus berupaya menjaga kelestarian alam.

Komentar

Postingan Populer