Perlunya kesabaran dalam menghadapi kreativitas anak



Agar barang-barang yang kecil seperti Bros dan peniti  tidak dibuat mainan oleh anak saya sengaja menaruhnya ditempat yang agak tinggi, misalnya meja yang agak tinggi.  Suatu hari saya melihat anak saya yang masih berusia kurang lebih tiga tahun. Sedang mendorong kursi plastik diarahkan ke meja tempat saya menaruh Bros dan peniti. Saya sengaja biarkan untuk melihat tindakan yang akan ia lanjutkan. Ternyata anak saya langsung naik ke atas kursi tersebut dan akhirnya dengan leluasa ia mengacak-ngacak Bros dan peneliti yang sudah saya taruh dalam toples.
Melihat hal yang demikian yang terlintas dibenak adalah anak tersebut nakal karena sudah membuat barang-barang jadi berantakan. Sayapun hampir berpikir demikian bahkan akan sempat memarahinya. Tetapi saya tiba-tiba teringat akan sebuah tulisan tentang masa pertumbuhan anak diusia golden age. Bahwa apa yang dilakukan oleh anak.saya adalah salah satu bukti dari berkembangnya kecerdasan anak. Namun, diantara sekian ibu berapakah yang bisa berfikir bahwa kenakalan anak adalah bagian dari pemuasan akan rasa ingin tahu. Dan juga sebagai bukti perkembangan kecerdasan anak.
Tidak bisa dipungkiri, ketika anak-anak melakukan hal-hal yang kita larang. Tentunya akan muncul rasa marah dalam diri kita. Karena merasa anak kita sudah diatur. Bahkan tidak jarang orang tua langsung membentak anak, padahal membentak anak di usia tersebut akan merusak milyaran sel otak.  Berangkat dari hal ini memang diperlukan pengetahuan lebih tentang pola asuh anak di usia dini. Karena pada usia ini memang anak-anak sedang aktif dan rasa ingin tahunya sangatlah tinggi. Maka dari itu sebagai orang tua kita harus bisa mendampingi tumbuh kembang anak kita sesuai dengan perkembangan kecerdasannya. Agar tidak terjadi kesalahpahaman seperti tadi. Sesuatu yang harus kita dukung dan kita kembangkan malah tidak boleh kita lakukan. Dan orang tua akan berfikir ribuan kali saat akan membentak anak.
Kita harus belajar bagaimana mengarahkan rasa ingin tahunya agar tidak melakukan hal-hal yang membahayakan. Selain itu pemilihan kata pada  saat menasehati anak juga harus kita perhatikan. Jangan sampai kata-kata yang kita gunakan untuk menasehati malah akan menyebabkan anak malah berbuat semakin nakal. Salah satu caranya adalah melakukan pendampingan pada saat anak sedang bermain selain itu kita juga harus bisa menjelaskan sesuatu yang ingin diketahui dengan anak dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak.
Ini memang tidak mudah, rasa lelah terkadang membuat kita mudah marah saat anak melakukan tindakan yang aneh-aneh. Kita ingin agar anak kita bermain dengan tenang dan tidak membuat masalah. Tetapi faktanya, hal tersebut sulit terjadi karena memang pada masa golden age anak-anak mulai mengenal alam sekitar. Dengan pola asuh yang tepat maka, kecerdasan anak akan bisa berkembang secara optimal. Oleh karenanya, dalam keadaan apapun kita harus bisa bijak mendampingi anak dan jangan mudah terpancing emosi saat anak sedang mengembangkan rasa ingin tahu dan kecerdasan.


Komentar

Postingan Populer