wilayah Indonesia dan potensi gempa


Berita gempa di Lombok tadi sore mengingatkan saya pada gempa di Aceh. Karena berita yang beredar mengatakan gempa ini berpotensi untuk tsunami. Dan berdasarkan informasi dari BMKG  tsunami telah terjadi dengan ketinggian 10 cm dan 13 cm, diperkirakan pula ketinggian maksimal tsunami 0,5 meter.
Memang secara geografis Indonesia terletak pada pertemuan dari tiga lempeng, yaitu lempeng indo-australia, lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik. Selain itu Indonesia juga terletak di rangkaian pengunungan sirkum Pasifik dan sirkum Mediterania. Oleh karenanya, Indonesia menjadi daerah yang rawan gempa baik gempa tektonik maupun gempa vulkanik.
Meskipun menimbulkan dampak negatif, tetapi kondisi geografis yang demikian juga memberikan keuntungan bagi kita. Negara kita kaya akan sumber daya mineral seperti. Selain itu, letusan gunung merapi menghasilkan tanah vulkanik, tanah yang sangat subur untuk pertanian. Selain itu letusan gunung Merapi juga mendekatkan barang tambang ke permukaan bumi sehingga mudah digali.
Belajar dari gempa dan tsunami Aceh, untuk saat ini pemerintah yang diwakili oleh BMKG dan BNPB telah cukup bagus dan cepat  tanggap dalam menangani bencana ini. Terbukti ketika ada gempa tektonik, BMGK langsung mengadakan pengkajian apakah gempa ini berpotensi tsunami atau tidak.  Jika berpotensi tsunami maka BMKG akan mengeluarkan peringatan tentang adanya tsunami sehingga penduduk bisa melakukan evakuasi dini dengan menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi. Sedangkan BNPB dengan cepat melakukan evakuasi terhadap korban bencana dan langsung memberikan bantuan pengobatan dan juga logistik bagi para korban.
Mengingat kondisi geografis Indonesia yang seperti tersebut diatas. Maka alangkah lebih baik jika dilakukan pemetaan terhadap daerah-daerah yang berpotensi mengalami gempa dan tsunami. Setelah terpetakan selanjutnya, bisa diadakan simulasi jika terjadi bencana. Apa yang sebaiknya dilakukan saat gempa terjadi, misalnya kalau berada di ruangan harus berlindung dibawah meja jangan berlindung pada dinding. Jika masih memungkinkan berada diluar gedung atau rumah untuk menghindari tertimpanya reruntuhan. Dan juga  cara menyelamatkan diri  jika terjadi tsunami.
Selain itu juga, Mitigasi bencana alam juga harus lebih ditingkatkan. Mitigasi adalah serangkaian proses untuk mengurangi dampak negatif dari bencana alam, bisa melalui penyadaran dan peningkatan kemampuan dalam mengatasi bencana. Dalam hal ini masyarakat bisa berpartisipasi dengan berperan aktif dalam kegiatan indentifikasi bencana selanjutnya memberikan saran dan usul dalam mengatasi bencana. Dan juga turut melakukan sosialisasi dilingkungan sekitar terkait dengan kondisinya geografis yang ditinggali oleh masyarakat. Sehingga masyarakat cepat tanggap jika terjadi bencana.
Dengan pengetahuan yang cukup  masyarakat bisa mengetahui cara untuk menyelamatkan diri saat bencana terjadi. Memang tidak dipungkiri datangnya bencana tidak bisa diprediksi tetapi dengan memberikan simulasi dan mitigasi yang baik, paling tidak kita bisa meminimalisir dampak negatif dari bencana yang terjadi.











Berdasarkan laporan BMKG telah ada tsunami dengan ketinggian tsunami yang masuk ke daratan 10 cm dan 13 cm," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya, Minggu (5/8/2018).

"Diperkirakan maksimum ketinggian tsunami 0,5 meter," imbuh Sutopo.Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisoka (BMKG) Harry Tirto Djatmiko mengatakan, gempa 7 SR tersebut memang berpusat di darat, yakni tepatnya pada titik 8.37 LS dan 116.48 BT pada kedalaman 15 km. Namun, patahan gempa tersebut terjadi sampai ke laut.

Komentar

Postingan Populer