cerita seru balik kampung



Balik kampung ho ho balik kampung. Lagu ini seolah mengirimi langkah mudik yang saya lakukan di tahun lalu. Terlihat anak-anak begitu senang. Mereka berlarian saat berjalan menuju jalan raya guna menunggu bisa yang akan kami naiki. Sedangkan saya mengikuti dari belakang dengan barang bawaan yang lumayan berat. Satu tas besar berisi baju - baju dan satu kardus berisi oleh-oleh. Tas besar dibawa suami sedangkan saya membawa kardusnya.
Tak berapa lama angkutan yang kami tunggupun datang. Anak-anak langsung naik dengan riangnya. Dan perjalanan mudik pun dimulai. Setelah sampai di Bangkalan ternyata kami harus ganti angkutan ternyata kami harus ganti angkutan lagi karena tidak sampai pelabuhan. Sayapun maklum, mungkin karena penumpangnya sedikit maka harus dioper. Akhirnya kami pindah angkutan untuk sampai ke pelabuhan Kamal.
Sampai dipelabuhan kami tidak segera naik kapal karena belum ada yang bersandar. Sekitar lima belas menit kemudian kapalpun datang. Dan ini menurut saya yang membuat mudik benar-benar terasa. Karena penumpang yang turun dan yang mau naik sama banyaknya. Kami harus berebut dengan penumpang lain agar bisa segera masuk ke atas geladak kapal. Kurang lebih dua puluh menit akhirnya kapal sampai dipelabuhan perak. Sama seperti dipelabuhan Kamal penumpang yang mau naik dan turun juga sama banyaknya.
Setelah turun dari kapal akhirnya suami memutuskan untuk menyewa mobil online melalui aplikasi. Pertimbangan udara panas dan juga agar lebih cepat sampai dirumah adik saya di Sidoarjo. Jadi memang rencana saya transit dulu dirumah adik baru nanti melanjutkan perjalanan ke kampung halaman. Setelah menginap satu malam akhirnya saya melanjutkan perjalanan ke kampung halaman saya. Namun perjalanan pulang ke kampung halaman tidak semenarik ketika perjalanan dari rumah ke pelabuhan perak. Karena kami pulang dengan menyewa mobil.
Memang masing-masing angkutan memiliki kelebihan dan kekurangan. Jika pakai angkutan umum memang lebih melelahkan karena harus berganti-ganti angkutan. Namun perjalanan dengan angkutan umum membuat perjalanan mudik lebih terasa. Selain itu dengan angkutan umum kita bisa menjalin silaturahmi dengan para pemudik lainnya. Biasanya akan saling bertanya kemana tujuan dan perjalanan dengan obrolan dengan penumpang lainnya membuat perjalanan tidak terasa dan menyenangkan. Berbeda dengan menggunakan mobil pribadi, kita tidak bisa merasakan berdesak-desakan dengan penumpang lain selain itu kita tidak bisa saling berbagi cerita dengan penumpang lainnya. Tapi keuntungan mudik Dengan mobil pribadi tidak secapek jika naik angkutan umum dan biasanya juga lebih sampai karena tidak berhenti di terminal dan juga tidak berhenti untuk menurunkan penumpang.
Tapi jujut, yang saya rindukan saat mudik itu adalah ketika kita antri diterminal menunggu bis datang sambil ngobrol dengan pemudik lainnya. Selanjutnya ketika bis  datang langsung berlari ke bis tersebut dan saling berebut agar bisa masuk. Di situlah mudik benar-benar terasa.

Komentar

Postingan Populer